Kamis, 07 Februari 2013

‎-Tentang Doa-


Berkata sebagian para ahlu hukama :
Laa tuhaqqiruw adzunuwba assighoora, Fa innaha tatasya'abu minha adzunubul kabaa_iru.
Artinya ;
Janganlah dirimu meremehkan dosa2 kecil, karena sesungguhnya dapatlah bercabang-cabang dosa yang besar.

Diriwayatkan dalam suatu wahyu kepda 'Uzair Annabi yang artinya :
Wahai Uzair, apabila engkau berdosa dengan dosa yang kecil janganlah engkau pandang kepada kecilnya dosa itu, tapi pandanglah kepada siapa engkau lakukan kedosaan itu.

Mungkin inilah sebab2 yang membuat seseorang lambatnya doa2 menjadi qobul dan menjadi malasnya untuk beribadah kepada-NYA...!!!

Didalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurairoh Rhodiyalloh anhu, telah bersabda Rosululloh Shollallohu 'Alayhi Wa Sallam :
Inna husnaz zhonni billah min husni 'ibaadatillah.
Artinya :
Sesungguhnya prasangka baik kepada Alloh itu bagian dari beribadah kepada Alloh.

Ingatlah...
berhasilnya keinginan didunia ini bukanlah suatu ukuran atas diterimanya amal ibadah kita atau doa yang kita panjatkan, karena doa yang kita panjatkan kepada Alloh Ta'aala itu jika dilakukan dengan keimanan maka akan berkenan Alloh menerimanya :
Aku menerima doa orang yang mau berdoa, apabila ia berdoa kepada-Ku (albaqoroh 186).

Dan berkata Imam Ibnu Athoillah :
Idzaa fataha laka baabas suaa_li faqod fataha laka baabal ijaabah
artinya :
Apabila dibukakan bagimu pintu bermohon, maka sesungguhnya telah dibukakan bagimu pintu penerimaan.

Dan terkadang kita bertanya, bukankah sudah menjadi suatu realita, bahwa banyak hamba yang memohonkan sesuatu tetapi tidak dihasilkannya sebagaimana yang dimohonkannya?

Jadi semua itu kembali kepada kehendak Alloh?
Karena hal tersebut tidak bisa disangkal, akan tetapi penerimaan doa ALLOH TA'AALA atas permohonan hambanya ada kalanya :
Menurut kadar ukuran yang dimintanya atau dipalingkannya yaitu dihindarkan padanya kejahatan seukuran doa tersebut, Atau disimpan Alloh sebagai pahala di akhirat nanti. Maka inilah maksud Alloh telah mengabulkan doa2 para hambanya.

sebagaimana didalam hadits dari 'Ubadah Ibnus Shomit RA, telah bersabda Rosululloh SAW :
Tidak ada dimuka bumi ini seorang muslim yang berdoa kepada Alloh dengan suatu doa, melainkan diberikan Alloh kepadanya menurut yang dimintanya atau Alloh palingkan dari padanya seharga doanya itu dari pada kejahatan, selama tidak berdoa itu dengan kedosaan atau memutuskan tali kekeluargaan, Maka berkata seorang sahabat :
Kalau begitu kami akan memperbanyak doa. Beliau bersabda :
PENERIMAAN ALLOH LEBIH BANYAK LAGI. (HR. Attirmidzi)
atau dalam riwayat Al-Hakim :
Aw yaddakhiru lahu minal ajri mitslaha
artinya :
Atau Alloh simpankan untuknya dari pada pahala di akhirat seharga/menyamai doa itu.

Dan dalam Shohih Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh, Telah bersabda Nabi SAW yang artinya :
DIPERKENANKAN BAGI SESEORANG KAMU, SELAMA IA TIDAK INGIN CEPAT2, MAKA DIKATAKANNYA :
''WAH...AKU SUDAH BERDOA, KOK BELUM DI TERIMA TERIMA JUGA''.

Akan tetapi yang harus diingat adalah adab-adab di dalam berdoa, sebagaimana didalam kitab Aladzkar Linnawawi :
Qoola al-imaamu Abu Hamid Alghozaali fiil ihyaa, Adapun adab2 doa itu ada 10 :

1). Bahwa diperhatikannya waktu2 yang mulia seperti hari arofah, romadhon, hari jumu'ah, sepertiga akhir daripada malam hari dan waktu dini hari.
2). Bahwa dicolong/dirampas pada keadaan2 yang mulia seperti sujud, bertemunya pasukan2, Turun hujan, ketika mendirikan sholat dan sesudah sholat, (dan) aku katakan ketika iba (lembutnya) hati.
3). Menghadap qiblat, mengangkat kedua tangan dan menyapukan kedua tangan kemuka pada akhirnya.
4). Merendahkan suara antara sembunyi dan nyaring.
5). Bahwa tidaklah ia memaksa-maksa (membebankan) sajak dan sesungguhnya ditafsirkan dengannya melampaui batas dalam doa. Dan yang utama bahwa dibatasi atas doa2 yang telah matsuroh. Maka tidaklah tiap2 orang yang pandai berdoa itu, maka ditakutinya atas melampaui batas. 
Dan telah berkata sebagian Ulama :
Berdoalah engkau dengan lidah kerendahan dan butuh, tidak dengan lidah yang fasih dan lantang/terlepas. Dan ada dikatakan :
Bahwa para ulama dan Abdal tidaklah mereka melebihi dalam doanya atas 7 kalimah, dan menyaksikan baginya apa yang disebutkan Alloh SWT pada akhir surat Albaqoroh. Yaitulah Wahai Tuhan kami janganlah Kau siksa kami ilaa akhir (sampai akhir ayat tsb)

6). Merendahkan diri dan gentar, Telah berfirman Alloh SWT : Sesungguhnya mereka bersegera dalam melakukan kebaikan2 dan berdoa kepada Kami dengan rasa harapan dan takut, adalah mereka itu tunduk bagi kami. Dan telah berfirman ALLOH SWT : Dan berdoalah kamu kepada Tuhanmu dengan tunduk dan perlahan.
7). Yaqin dan bermohon diterima dan membenarkan akan harapannya dalam keterimanya doa. Dan dalil2nya banyak lagi masyhur, Telah berkata Sufyan bin Uyinah Rohimahullohu Ta'aala :
Tidaklah ditahan salah seorang kamu daripada doanya, selama diketahuinya doa itu dari dirinya, Karena Sesungguhnya Alloh SWT, Menerima doanya sejahat-jahatnya makhluq yaitu Iblis.
Seketika dikatakannya :
Wahai TUHANKU...BERILAH AKU WAKTU TEMPO KEPADAKU SAMPAI HARI MEREKA DIBANGKITKAN. Firmannya :
SESUNGGUHNYA ENGKAU DARIPADA MEREKA YANG DBERI TEMPO.
8) Bahwa Ia bersungguh-sungguh dalam doa dan diulang2inya tiga kali dan tidak menganggap lambat penerimaan.
9). Bahwa dimulai doa dengan Dzikrulloh, Kataku (Pengarang) yaitu dngn membaca Sholawat atas Rosulillaah SAW, Sesudah memuji ALLOH TA'AALA dan Menyanjungnya dan menyudahinya pula dengan demikian itu semua.
10). Dan inilah yang terakhir (paling penting) dan pangkal daripada diterimanya doa yaitu bertobat dan mengembalikan sgala kzaliman dan sungguh2 kepada ALLOH TA'AALA.

Semoga ALLOH TA'AALA mengabulkan doa2 kita semua Aamiin.


Tambahan :


Di Dalam suatu kitab yang bernama Kitaabud Du'aa_I karangan Syekh Al-Imam Abu Qosim Sulaiman Bin Ahmad Athobaroniyyu dijelaskan tentang doa Hal 6 (Cet.Darul Hadist), Berkata Imam Ibnu Athoo' :
Inna Lidduaa'i Arkanan wa ajhanatan wa asbaban wa awqotan..ilaa akhir.

Artinya :
Sesungguhnya Bagi doa itu mempunyai Rukun2nya dan Sayap dan Waktunya dan Sebab (terqobul) Adapun rukunnya adalah Menghadirkan hati (tidak lalai) dan Lemah lembut (tenang) dan Merendahkan diri dan Khusyu'.
Dan Adapun sayapnya adalah Membenarkan (Yaqin)
Dan Adapun Waktunya adalah waktu menjelang shubuh (Sahur)
Dan Adapun Sebabnya terqobul adalah Bersholawat kepada Nabi Muhammad Sholllallohu 'Alayhi Wa Sallam.


Oleh : Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 25 Juni 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar