Senin, 25 Februari 2013

Tadarus di bulan Ramadhan


Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah, karena di dalamnya terkandung beribu kebaikan. Tidak heran pada bulan ini semua umat Islam berlomba-lomba mencari kebaikan, termasuk tadarus (membaca) Alquran. Pada malam hari Ramadlan, masjid-masjid marak dengan bacaan Al-Qur'an secara silih berganti. Tidak jarang, bacaan tersebut disambungkan pada pengeras suara. Semua itu dilakukan dengan satu harapan: berkah Ramadlan yang telah dijanjikan Allah SWT.

Bagaimana hukum melakukan tadarus tersebut ?

Pada bulan Ramadhan, pahala amal kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Abu Hurairah RA meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa yang memeriahkan bulan Ramadlan dengan ibadah/ qiyamu ramadhan ; (dan dilakukan) dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni segala dosanya yang telah lalu. (Shahih Bukhari, h.1870 )

Al-Shan
ani dalam kitabnya Subulus Salam menjelaskan, qiyam ramadhan (dalam hadist diatas) adalah mengisi dan memeriahkan malam Ramadlan dengan melakukan shalat dan membaca Al-Qur'an. (Subulus Salam Juz II, h. 173 )

Membaca Al-Quran pada malam hari di bulan Ramadhan sangat dianjurkan oleh agama. Kemudian bagaimana jika membaca Al-Quran secara bersama-sama, yang satu membaca dan yang lain menyimak?

Syaikh Nawawi Al-Bantani menjawab, termasuk membaca Al-Quran adalah mudarasah, yang sering disebut dengan idarah. Yakni seseorang membaca pada orang lain. Kemudian orang lain itu membaca pada dirinya. Yang seperti itu tetap sunah.
(Nihayah al-Zain, 194-195 )

Dapat disimpulkan bahwa tadarus Al- Quran yang dilakukan di masjid-masjid pada bulan Ramadhan tidak bertentangan dengan agama dan merupakan perbuatan yang sangat baik, karena sesuai dengan tuntunan Rasul. Jika dirasa perlu menggunakan pengeras suara agar menambah syiar Islam, maka hendaklah diupayakan sesuai dengan keperluan dan jangan sampai menganggu pada lingkungannya.

(Alif **dikutip dari buku Fiqh Tradisionalis karya KH. Muhyidin Abdussomad h. 183)

----------------------------------------------------------------------------------

KEUTAMAAN TADARUS AL-QURAN

Ramadhan, bulan yang selalu dirindukan kehadirannya oleh setiap Muslim. Bulan yang sangat sarat dengan amal kebajikan dan pahala yang melimpah. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai bulan panen raya. Pada bulan ini, segala amal kebajikan pahalanya dilipatgandakan, sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Sabda Nabi SAW., " Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (balasannya) : satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat." Allah berfirman,"Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya.
Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku." (HR. Muslim)

Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan adalah tadarus Al-Quran. Tadarus Al-Quran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah : 185) Dengan tadarus Al-Quran, kandungan hikmah yang termuat dan terkumpul di dalam Al-Quran dapat menjadi kompas penunjuk jalan menuju kebenaran.
Malaikat Jibril menyimak tadarus Al-Quran Rasulullah setiap bulan Ramadhan. Utsman bin Affan biasa mengkhatamkan tadarus Alquran setiap hari sekali. Imam Syafii mengkhatamkan tadarus Al-Quran sebanyak enam puluh kali di bulan Ramadhan, Al-Aswad setiap dua hari sekali, Qatadah setiap tiga hari sekali, serta tiap malam pada sepuluh malam akhir bulan Ramadhan. Subhanallah.

Terkait larangan Nabi SAW. mengkhatamkan Al-Quran kurang dari tiga hari, Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, " Sesungguhnya larangan dari Nabi SAW. Untuk mengkhatamkan Al-Quran kurang dari tiga hari berlaku jika dilakukan secara rutin. Adapun untuk waktu-waktu yang utama, seperti bulan Ramadhan, lebih-lebih pada malam-malam Lailatulkadar, atau di tempat-tempat yang dimuliakan, seperti di Mekah bagi orang yang memasukinya, selain penduduknya, adalah disunahkan untuk memperbanyak tadarus Alquran. Hal itu dalam rangka mencari keutamaan waktu dan tempat tersebut. Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishak, dan yang lainnya." (Raghib As-Sirjani dan Muhammad Al-Muqaddam dalam bukunya Madrasah Ramadhan )


Al-Quran disebut sebagai "Ma`dubatullah " (hidangan Allah SWT.), sebagaimana sabda Rasulullah SAW., "Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, maka kalian terimalah hidangan-Nya itu semampu kalian. " (HR.Hakim)

Sungguh, Al-Quran merupakan suatu hidangan yang tidak pernah membosankan. Semakin dinikmati, semakin bertambah pula nikmatnya. Oleh karena itu, setiap orang yang mempercayai Al-Quran akan semakin bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, mempelajarinya, menghafalkannya, memahaminya, mengamalkannya, dan mengajarkannya.


Tidak heran, jika Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya untuk senantiasa bertadarus Al-Quran. Ada banyak keutamaan dalam tadarus Al-Quran.

1. menjadi sebaik-baiknya manusia. Tidak ada manusia yang lebih baik daripada orang yang mau belajar dan mengajarkan Alquran. Oleh karena itu, profesi pengajar Al-Quran - jika dimasukkan sebagai profesi - adalah profesi terbaik di antara sekian banyak profesi. Sabda Nabi saw., " Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang mempelajari Al- Quran dan mengajarkannya. " (HR. Bukhari)
 
2. memperoleh kebaikan berlipat. Sabda Nabi SAW., " Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Saya tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf. " ( HR.Tirmidzi )

3. memberi syafaat di hari kiamat. Sabda Nabi SAW., " Bacalah olehmu Al-Quran karena sesungguhnya Al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya. " ( HR.Muslim)

4. dikumpulkan di surga bersama para Malaikat. Sabda Nabi SAW., " Orang yang mahir membaca Al-Quran kelak (mendapat tempat di surga) bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sementara orang yang kesulitan dan berat jika membaca Al- Quran, maka ia mendapatkan dua pahala. " (HR.Bukhari dan Muslim)

5.  mengangkat derajat. Nabi SAW. bersabda, " Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Alkitab (Al-Quran), dan Ia akan merendahkan derajat suatu kaum yang lain dengannya. " ( HR.Muslim)

6. menjadi pembeda. Sabda Nabi SAW., " Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah limau yang harum baunya dan lezat rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran seperti buah kurma yang tidak berbau, tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti buah yang harum
baunya, tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran
seperti buah handhalah yang tidak ada baunya dan rasanya pahit. " ( HR.Bukhari danMuslim)


Tadarus Al-Quran merupakan amalan mulia yang dianjurkan Nabi saw., terutama pada bulan Ramadhan. Untuk itu, jangan biarkan bulan Ramadhan kali ini berlalu tanpa tadarus Al-Quran.
Wallahualam.***

[Ditulis oleh IMAM NUR SUHARNO, pengurus MUI. Maniskidul dan Korps Mubaligh Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat. Disalin dari Harian Umum "PIKIRAN RAKYAT" Edisi Jumat (Pon) 13 Agustus 2010 dari kolom "RENUNGAN JUMAT "]

Oleh : Solihin Gubes
Kaum Sarungan, 30 Juli 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar