Selasa, 26 Februari 2013

Mati,, bagaimana rasanya?

Pertanyaan Oleh : Nadjib Ibnu Munajah

assalamu'alaykum.... mau tanya nih buat persiapan.... MATI itu rasanya kaya apa sih?

Jawab :


Suatu ketika, Nabi Idris mengajukan permintaan yang aneh. Ia meminta kepada malaikat Izroil untuk mencabut nyawanya supaya ia dapat merasakan sakit perihnya sakaratul maut. Setelah itu ia meminta kepada Allah agar menghidupkannya kembali. Agar di kehidupannya yang kedua itu, ia akan semakin rajin beribadah kepadaNya karena bertambahnya rasa takut kepada Allah sesudah merasakan sakitnya SAKARATUL MAUT.
Allah berkenan mengabulkan permohonannya. Malaikat izroilpun langsung melakukan tugasnya
(mencabut nyawa Nabi Idris). Setelah nabi Idris wafat, Allah menghidupkannya kembali.
Lalu malaikat Izroil menanyakan kepadanya tentang sakaratul maut yang telah dihadapinya.
"Apakah engkau tahu rasanya hewan yang dikelupas kulitnya dalam keadaan hidup?.
Sesungguhnya rasanya mati itu jauh lebih sakit SERIBU KALI LIPAT daripada hal itu". ujar nabi Idris menggambarkan pedihnya sakaratul maut.
Malaikat Izroil menimpali seraya berkata: "Padahal , aku telah mencabut nyawamu dengan sangat hati-hati dan kelembutan. Belum pernah aku melakukan kehati-hatian dan kelembutan seperti itu kepada makhluk lain sebelum ini".


Beberapa hari setelah ibundanya wafat, nabi Isa a.s berdoa kepada Allah supaya diperkenankan untuk berbicara dengan ibunya (Maryam ra). Setelah Allah memberi izin kepadanya, maka berangkatlah nabi Isa menuju pusara ibunda tercintanya. Setibanya disana, nabi Isa mengucap salam, lalu terdengarlah suara dari dalam kubur Maryam ra membalas salam puteranya itu. Kemudian Nabi isa menanyakan perihal keadaannya bundanya disana.
"Sesungguhnya tempat pembaringanku ini adalah sebaik-baik tempat pembaringan dan tempat
kembaliku ini adalah sebaik-baik tempat kembali. Allah telah menerimaku dengan ridho dan Dia
telah mengampuniku", jawab Maryam ra.
Nabi Isa kemudian menanyakan rasa sakit sakaratul maut yang telah dirasakan ibundanya itu.
"Demi Allah yang telah mengutusmu dengan haq, sungguh belumlah hilang rasa pedih sakaratul maut dari tenggorokanku. Begitu juga dengan wibawa yang menakutkan dari malaikat pencabut nyawa, belum lenyap dari pandangan mataku" , jelas sayyidah Maryam ra kepada puteranya Nabi Isa a.s .


manusia pasti mengalami sakaratul maut, artinya saat saat terpisahnya jasad dengan ruh. Tatkala ajal seorang hamba telah sampai pada waktunya pasti dia akan merasakan dahsyat, ngeri, dan sakit yang luar biasa karena sakaratul maut, kecuali hamba-hamba-Nya yang diistimewakan. Mereka tidak akan merasakan sakaratul maut kecuali sangat ringan.

Sebagaimana firman Allah
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya. (Qaf:19)

Rasa sakit sakaratul maut pasti akan dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Oleh karena itu, tatkala Nabi saw menghadapi sakaratul maut, beliau berusaha menenangkan dirinya dengan mengusap wajah beliau dengan tangannya yang telah dicelupkan ke dalam bejana berisi air. Beliau mengusap wajahnya berkali-kali, sambil bersabda:

Tiada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah. Sesungguhnya kematian itu disertai oleh rasa pedih (sakarat). (Riwayat Imam Bukhari)

Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejap saja, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri.. Itu menurut gambaran Imam Ghozali
tentang sakaratul maut.

Adapun menurut Nabi saw
Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ? (Riwayat Imam Bukhari)


Sobat Bila demikian dahsyatnya rasa sakit yang menimpa seorang mukmin ketika menghadapi sakaratul maut, maka bagaimana dengan diri kita? Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang menodai lembaran amal kita? Maka salah satu cara yang baik untuk menghadapai rasanya sakaratul maut dengan tenang, adalah dengan bertaubat dari kemaksiatan dan beristiqamah dalam ketaatan?
Simaklah kelanjutan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah yang menggambarkan saat saat seorang mukmin akan dicabut ruhnya oleh malaikat dan bagaimana saat saat seorang kafir akan mati:

Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bagaikan matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut menghampirinya dan duduk di dekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata:
Wahai jiwa yang baik, cepatlah keluar dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah bagaikan air yang mengalir dari mulut kendi. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membukusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. ketika para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, mereka bertanya: Ruh siapakah ini, begitu harum. Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah ruh Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).

Itulah gambaran seorang mukmin saat saat akan dicabut ruhnya oleh malaikat, dan sekarang silahkan menyimak bagaimana malaikat mencabut ruh seorang kafir.

Pada riwayat lain: Bila orang jahat hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia
didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Mereka berwajah hitam kelam, membawa kain yang kasar, dan selanjutnya mereka duduk darinya sejauh mata memandang. Pada saat itulah Malaikat Maut menghampirinya dan duduk di dekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata:
Wahai jiwa yang buruk, cepatlah engkau keluar dari ragamu menuju kepada kebencian dan kemurkaan Allah. Lalu ruh orang jahat itu menyebar ke seluruh raganya. Tanpa menunda-nunda malaikat maut segera mencabut ruhnya dengan kasar, bagaikan mencabut kawat bergerigi dari bulu domba yang basah. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat Maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejappun berada di tangannya. Para malaikat segera mengambil ruh orang jahat itu dan membungkusnya dengan kain kasar yang telah mereka bawa. Dari kain itu tercium bau busuk bagaikan bau bangkai paling menyengat yang pernah tercium di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruh itu naik ke langit. Ketika para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, mereka bertanya: Ruh siapakah ini, begitu busuk. Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah ruh Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terburuk yang dahulu semasa hidup di dunia ia
pernah dipanggil dengannya
.

Itulah gambaran saat saat mausia akan meninggal. Maka agar hati hati kita menjadi lunak dan keimanan kita bertambah untuk menerima dan mengamalkan kebenaran, Habib Abdullah Alhaddad dalam kitabnya an-Nashaih ad-Diniyyah selalu mengajarkan kita agar kita sering-sering mengigatkan diri kita akan kematian, mengingatkan kita agar selalu menyebut nyebut hadzimul ladzat yaitu pemisah kelezatan yang dimaksudkan disini adalah kematian dan kuburan. Karena ini merupakan akhir perjalanan manusia, cepat atau lambat kita pasti menjadi salah seorang dari penghuni kuburan.
(Solihin Gubes)


Taukah kalian sahabat sebelum kematian datang setan datang menghampiri, begini ceritanya :
Tatkala Telah hadir sakrotul maut/Koma Al-imam Abi Ja'far Alqurthubi RA, mereka berkata (Teman2nya) :
katakanlah...LAA ILAAHA ILLALLOH maka ada ia (si imam) mengatakan : TIDAK...!!!
Maka tatkala imam sadar maka mereka bertanya pada dmikian itu (mengapa kamu tidak mengatakan Kalimat Toyyiba), Maka menjawab sang Imam :
Telah datang setan kepadaku dari arah sblah kananku dan kiriku, ia (setan) berkata :
adapun salah satu dari kduanya kanan dan kiri, Matilah kamu dalam keadaan yahudi dan nasroni karena itu lebih baik agama, Maka aku (Imam) berkata kepada keduanya setan :
Tidak...Tidak...

Lalu mereka (teman2) menceritakan kepadaku akan ini cerita. Dan sungguh aku menulisnya dengan tanganku di dalam kitab Attirmidzi dan Annasai dari Nabi SAW Bersabda :
Sesungguhnya setan mendatangi seorang diantara kalian sebelum kematiannya, Maka setan berkata kepadanya : Matilah kamu dalam keadaan yahudi dan nasroni.


Maka maksudnya sang imam menjawab TIDAK...TIDAK adalalah Bukan menjawab pertanyaan temannya yang menyuruh mengatakan kalimat toyyiba, akan tetapi menjawab setan yg sdang menggoda dalam kesesatan.

Kafaa Bil Yaqin Ghinan...Maka cukuplah dengan keyaqinan (iman kepada Alloh) sumber dari segala kekayaan.
Yang mana disaat setan menghampiri menggoda kepada seseorang yang sedang dahaga kekeringan dalam dirinya, Setan membawa wadah berisi air lalu berkata : Katakanlah olehmu bahwa tidak ada yang menciptakan langit dan bumi...maka aku setan akan memberikan air ini untuk sebagai pelipur dahaga haus dirimu, maka inilah disebut begitu dahsyatnya ketika kmatian akan datang setan masih saja menggoda manusia agar berubah keyaqinan imannya. Wallohu'alam Bisshowaab...Begitu besarnya arti keyaqinan iman seseorang jangan sampai iman itu ditukar dengan suatu hal2 yang kecil. Semoga Alloh senantiasa menolong dan menyelamatkan kita semua Aamiin...

Selamat bertafakur saudara2ku sekalian...
Wassalaam Alfaqir Ilaalloh
(Ilham Sandy Firtha)

Kaum Sarungan, 24 Juli 2012

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar