Assalamu'alaikum ulama ulama KS yang
dirahmati ALLAH SWT...
Harap nasehatnya, apakah benar bahwa kita tidak perlu berprasangka baik pada kaum yahudi dan nasrani...?
Karena ada temanku yang mengatakan bahwa telah jelas ayat dalam AL QUR'AN bahwasanya Yahudi dan nasrani tidak akan senang dengan umat islam sampai kapanpun...
Harap nasehatnya, apakah benar bahwa kita tidak perlu berprasangka baik pada kaum yahudi dan nasrani...?
Karena ada temanku yang mengatakan bahwa telah jelas ayat dalam AL QUR'AN bahwasanya Yahudi dan nasrani tidak akan senang dengan umat islam sampai kapanpun...
Jawab :
Kalau terhadap yang harbi yaitu yang memusuhi kita iya..
Apakah kata yahudi cs dalam ayat tersebut khusus
untuk yang memusuhi kita ataukah emang semua yahudi cs adalah musuh?
ini ayat yang mungkin dimaksud.
yaitu surat al baqarah ayat 120, saya cantumkan terjemahannya dari depag:
" Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: `Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)`. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)
Asbabun Nuzul
Diketengahkan oleh Tsa`labi dari Ibnu Abbas katanya, "Orang-orang Yahudi Madinah dan Nasrani Najran berharap agar Nabi saw. Melakukan salat dengan menghadap ke kiblat mereka. Maka tatkala Allah memalingkan ke Ka'bah, mereka merasa keberatan dan putus asa; keislaman mereka tidak dapat diharapkan lagi. Maka Allah pun menurunkan, 'Orang-orang Yahudi dan Nasrani...' sampai akhir ayat." (Q.S. Al-Baqarah 120).
" Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: `Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)`. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)
Asbabun Nuzul
Diketengahkan oleh Tsa`labi dari Ibnu Abbas katanya, "Orang-orang Yahudi Madinah dan Nasrani Najran berharap agar Nabi saw. Melakukan salat dengan menghadap ke kiblat mereka. Maka tatkala Allah memalingkan ke Ka'bah, mereka merasa keberatan dan putus asa; keislaman mereka tidak dapat diharapkan lagi. Maka Allah pun menurunkan, 'Orang-orang Yahudi dan Nasrani...' sampai akhir ayat." (Q.S. Al-Baqarah 120).
Dalam tafsir Ibnu Katsir, menurut
ibnu jarir bahwasanya ayat ini menjelaskan bahwa tidaklah mungkin nabi
shollallahu 'alaihi wa sallam dapat menyenangkan atau membuat puas/ridho kaum
yahudi begitu pula kaum nasrani sebelum nabi shollallahu 'alaihi wa sallam
mengikuti millah atau agama mereka.
jadi maksudnya bukan kita curiga terus atau buruk sangka terus kepada tetangga kita atau teman dan relasi kita yang kebetulan beragama yahudi atau nasrani. lebih lebih mereka kafir dzimmi.
nah kecuali mereka kafir harbi yang nyata nyata memusuhi kita karena agama kita, di sini kita wajib su'udzon kepada mereka dalam hal permusuhannya kepada kita.
jadi maksudnya bukan kita curiga terus atau buruk sangka terus kepada tetangga kita atau teman dan relasi kita yang kebetulan beragama yahudi atau nasrani. lebih lebih mereka kafir dzimmi.
nah kecuali mereka kafir harbi yang nyata nyata memusuhi kita karena agama kita, di sini kita wajib su'udzon kepada mereka dalam hal permusuhannya kepada kita.
terhadap orang kafir baik yahudi
atau nasrani yang tidak memerangi kita Allah berfirman:
" Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil. (TQS. al- Mumtahanah [60]: 8)
" Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil. (TQS. al- Mumtahanah [60]: 8)
Menurut dzohirnya ayat ini langsung ditujukan kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam. yaitu berupa ancaman dan peringatan yang keras seandainya Nabi shollallahu alaihi wa sallam. mengikuti kemauan mereka padahal Nabi shollallahu alaihi wa sallam telah dijamin Allah terpelihara dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. Di dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang seperti ini, yaitu suatu ayat yang akhirnya ditujukan kepada Nabi saw., tetapi yang dimaksud ialah umat nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam. Allah swt memperingatkan dengan ayat ini agar kaum muslimin berhati-hati terhadap sikap para ahli kitab kepada agama Islam dan kaum muslimin itu.
sedangkan dalam tafsir jalalain
tafsir ayat 120 surat al baqarah seperti ini:
" (Orang-orang Yahudi dan Nasrani/Kristen tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka) maksudnya agama mereka.
(Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah) yaitu agama Islam (itulah petunjuk) yang sesungguhnya,
sedangkan yang selainnya hanyalah kesesatan belaka. (Sesungguhnya, jika) 'lam' menunjukkan sumpah
(kamu ikuti keinginan mereka) yakni apa-apa yang mereka anjurkan (setelah datangnya pengetahuan
kepadamu) maksudnya wahyu dari Allah (maka Allah tidak lagi menjadi pelindung) yang akan melindungimu (dan tidak pula menolong.") yang akan menghindarkanmu dari bahaya.
" (Orang-orang Yahudi dan Nasrani/Kristen tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka) maksudnya agama mereka.
(Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah) yaitu agama Islam (itulah petunjuk) yang sesungguhnya,
sedangkan yang selainnya hanyalah kesesatan belaka. (Sesungguhnya, jika) 'lam' menunjukkan sumpah
(kamu ikuti keinginan mereka) yakni apa-apa yang mereka anjurkan (setelah datangnya pengetahuan
kepadamu) maksudnya wahyu dari Allah (maka Allah tidak lagi menjadi pelindung) yang akan melindungimu (dan tidak pula menolong.") yang akan menghindarkanmu dari bahaya.
(Solihin Gubes)
KAFIR
*Kafir Harbi. Kafir yang memusuhi Islam. Mereka senantiasa ingin memecah belah orang-orang mukmin dan bekerja sama dengan orang-orang yang telah memerangi Allah SWT dan Rasul-Nya sejak dahulu (QS.9:107). Negara mereka disebut *Darul Harbi, yang sering berperang dengan negara yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam (*Darul Islam). Apabila ''kafir harbi'' berada dalam negara Islam, mereka harus diperlakukan lebih keras dibandingkan dengan orang-orang ''kafir zimmi''. Hal ini disebabkan oleh sifat khas mereka yang selalu membuat kerusuhan di muka bumi ini, terutama pelanggaran yang paling serius terhadap kemahaagungan dan kemahasempurnaan Tuhan(QS.5:33). Mereka tidak dapat hidup bersama dengan orang-orang Islam-
*Kafir Harbi. Kafir yang memusuhi Islam. Mereka senantiasa ingin memecah belah orang-orang mukmin dan bekerja sama dengan orang-orang yang telah memerangi Allah SWT dan Rasul-Nya sejak dahulu (QS.9:107). Negara mereka disebut *Darul Harbi, yang sering berperang dengan negara yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam (*Darul Islam). Apabila ''kafir harbi'' berada dalam negara Islam, mereka harus diperlakukan lebih keras dibandingkan dengan orang-orang ''kafir zimmi''. Hal ini disebabkan oleh sifat khas mereka yang selalu membuat kerusuhan di muka bumi ini, terutama pelanggaran yang paling serius terhadap kemahaagungan dan kemahasempurnaan Tuhan(QS.5:33). Mereka tidak dapat hidup bersama dengan orang-orang Islam-
*Kafir 'Inad. Kafir yang mengenal
Tuhan dengan hati dan mengakui-Nya dengan lidah, tetapi tidak mau menjadikannya
sebagai suatu keyakinan karena adanya rasa permusuhan, dengki, dan semacamnya.
''Kafir 'inad'' dinyatakan dalam Al-Qur'an sebagai salah satu sifat orang-orang
kafir yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, mendurhakai rasul-rasul
Allah SWT, dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang menentang
kebenaran (QS.11:59). Di samping itu, mereka membangkang dan keras kepala
terhadap kebenaran( QS.50:24).-
*Kafir Inkar. Kafir yang mengingkari Tuhan secara lahir dan batin, rasul-rasul-Nya serta ajaran-ajaran yang dibawanya, dan hari kemudian. Mereka menolak hal-hal yang bersifat *gaib dan mengingkari eksitensi atau keberadaan Tuhan sebagai Zat pencipta, pemelihara, dan pengatur alam ini. Jenis kafir semacam ini dapat dikategorikan sebagai penganut ateisme (paham yang mengingkari keberadaan Tuhan). Mereka hanya percaya pada benda-benda yang dapat dijangkau oleh indera manusia. Tujuan dan orentasi hidup mereka adalah dunia semata dengan kecendrungan terhadap hal-hal yang bersifat hedonistik, yang bersifat lezat, nikmat, dan menyenangkan. Seluruh waktu, tenaga, pikiran, dan umur dihabiskan untuk mencari kenikmatan duniawi (QS.2:212 dan QS.16:107). Menurut keyakinan mereka, proses kehidupan di dunia ini berlangsung secara alamiah dan murni tanpa kendali dari luar. Yang menghidupkan dan mematikan hanyalah masa (QS.45:24). Mereka berwatak angkuh, sombong, dan arogan; suka bertindak sewenang-wenang; menghalangi orang lain ke jalan Allah SWT; dan menjadikan nafsu mereka sebagai penuntun, bahkan sebagai Tuhan (Ilah) yang harus ditaati (QS.45:23). Salah satu ciri khas ''kafir inkar'' yang paling dominan adalah pendustaan terhadap ayat-ayat Allah SWT, baik ayat ''kauliyyah'' (ayat-ayat dalam bentuk firman-firman Tuhan yang diturunkan kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya) maupun ayat-ayat ''kauniyyah'' (tanda-tanda Tuhan di alam ini dalam bentuk ciptaan-Nya yang sangat apik, sempurna, dan mempunyai hikmah-hikmah).-
*Kafir Juhud. Kafir yang
membenarkan dengan hati adanya Tuhan dan rasul-rasul-Nya serta ajaran-ajaran
yang dibawanya, tetapi tidak mau mengikrarkan kebenaran yang diakuinya itu
dengan lidah. Dengan kata lain, mengingkari kebenaran itu secara lahir.
Muhammad Husin Tabataba'i (ahli tafsir) membagi ''kafir juhud'' atas dua macam.
Pertama' ''juhud'' terhadap Tuhan, yaitu tidak percaya adanya Tuhan, surga,
neraka, dan lain-lain. Penganutnya disebut *zindik atau ad-dahriyy (ateis).
Kedua ''juhud'' terhadap ajaran-ajaran Tuhan dalam keadaan mengetahui bahwa apa
yang dingkarinya itu adalah kebenaran berasal dari Tuhan. Ciri khas dari jenis
kafir ini dasarnya sama dengan ''kafir inkar'', kecuali bahwa pada ''kafir
juhud'', kesombongan, keangkuhan, dan rasa superioritas merupakan ciri khas
yang sangat dominan (QS.27:14)-
*Kafir Kitabi. Kafir kitabi
mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan jenis kafir lainnya karena
mereka pada dasarnya mengimani beberapa kepercayaan pokok yang dianut Islam.
Akan tetapi, kepercayaan mereka tidak utuh, penuh cacat, dan partial. Mereka
membuat diskriminasi terhadap rasul-rasul Allah SWT dan kitab-kitab suci-Nya,
terutama terhadap Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an mereka
disebut *Ahlulkitab(Pemilik Kitab). Para ulama sepakat bahwa umat Yahudi dan
Nasrani adalah dua komunitas agama yang sering di-khitab(disebut) oleh
Al-Qur'an sebagai Ahlulkitab atau ''al-lazina utu al-kitab''(orang-orang yang
diberi kitab). Akan tetapi mereka berbeda pendapat mengenai komunitas agama
lain, seperti Majusi, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, dan Shabi'in. Sebagian ulama
menolak komunitas-komunitas selain Nasrani dan Yahudi dimasukkan dalam kelompok
Ahlulkitab. Namun ada beberapa ulama yang memasukkan komunitas-komunitas tersebut
ke dalam kelompok Ahlulkitab karena para ulama ini melihat bahwa mereka
memiliki kitab suci dan dapat ditelusuri persambungan akidahnya dengan
monoteisme. Tehadap mereka dapat diberlakukan hukum Ahlulkitab, khusunya dalam
hal makanan (sembelihan), perkawinan, hak-hak sipil, dan kewajiban mereka
sebagai warga negara dalam wilayah kekuasaan pemerintah Islam. Pendapat yang
terakhir ini dipelopori oleh *Muhammad Abduh dan *Rasyid Rida.-
*Kafir Mu'ahid. Kafir Mu'ahid
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ''kafir harbi''. Kafir mu'ahid berasal
dari Darul Harbi, tetapi mereka telah mengadakan perjanjian damai dengan
pemerintah Islam. Hak dan kewajiban mereka ditentukan menurut Al-Qur'an,
sunnah, dan perjanjian yang disepakati bersama. Oleh karena itu, mereka harus
dilindungi hak-hak dan kewajibannya.-
*Kafir Musta'min. Kafir yang
bermukim sementara atau bertamu di wilayah kekuasaan pemerintahan Islam. Mereka
pada dasarnya sama dengan ''kafir mu'ahid'' dan ''kafir zimmi''. Hak dan
kewajiban mereka pun dalam negara Islam harus dilindungi.-
*Kafir Zimmi. Kafir yang berdamai dengan orang Islam. Mereka sebetulnya temasuk kelompok ''kafir kitabi'' meskipun tidak memiliki iman yang utuh. Namun, pada dasarnya mereka adalah penganut-penganut monoteisme yang mengakui keesaan Tuhan, kemutlakan, ketakterhinggaan, dan kesempurnaan-Nya. Mereka tidak dianggap sebagai bahaya dan ancaman yang serius terhadap akidah umat Islam. Oleh karena itu, mereka dapat hidup aman dalam wilayah kekuasaan Islam dengan hak-hak dan kewajiba-kewajiban yang ditentukan oleh penguasa Islam. Mereka wajib membayar jizyah(pajak) kepada pemerintah Islam. Komunitas ''kafir zimmi'' disebut kaum *Zimmi(Ahl az-Zimmah).-
*Kafir Nifaq. Kafir yang secara
lahiriah tampak beriman, tetapi batinnya mengingkari Tuhan. Mereka itulah yang
disebut orang *munafik, yaitu orang kafir yang memakai ''baju'' mukmin. Watak
dasar mereka adalah khianat, ingkar janji, dusta, egois, dan *ria. Menurut
at-Tabataba'i, munafik dalam istilah Al-Qur'an adalah menampakkan iman dan
menyembunyikan kekafiran (QS.5:41). Perbuatan dan tindakan mereka penuh pamrih pribadi,
jauh dari keikhlasan, dan selalu mengharapkan sanjungan dari orang lain. Mereka
tidak akan pernah mau berkorban untuk kepentingan orang lain.-
*Kafir Ni'mah. Salah satu jenis
kafir yang tidak menyebabkan seseorang keluar dari Islam. Namun kekafiran
semacam ini pun mendapat ancaman siksa yang amat pedih dari Tuhan (QS.14:7).
''Kafir ni'mah'' adalah penyalahgunaan nikmat-nikmat Tuhan, tidak
mendayagunakan nikmat-nikmat Tuhan pada hal-hal yang diridai-Nya, dan tidak
berterima kasih atas nikmat-nikmat yang diperoleh dalam hidup ini. Oleh karena
itu, ajaran syukur sebagai antitesis dari ''kafir ni'mah'' yang cukup dominan
disebut dalam Al-Qur'an, menjadi sangat penting dan substansial atau inti bagi
setiap muslim.-
*Kafir Syirk. Jenis kekafiran
yang menodai sifat yang paling esensial bagi Tuhan, yakni keesaan, yang berarti
merusak kemahasempurnaan-Nya. Meskipun mereka tidak mengingkari eksistensi
Tuhan sebagai pencipta alam ini, mereka mempercayai banyak tuhan dan
menggantungkan nasibnya pada tuhan-tuhan itu. Mereka percaya bahwa di samping
Tuhan masih ada sesuatu di alam ini, baik berwujud material maupun immaterial,
yang mampu mendatangkan manfaat dan mudarat terhadap diri manusia dan alam ini.
Oleh karena itu, Al-Qur'an menegaskan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang
maha besar dan tidak terampuni (QS.4:48).-
*Kafir Riddah. (kemurtadan).
Kekafiran yang disebabkan seseorang keluar dari Islam. Seorang muslim
dinyatakan *murtad apabila ia memberi pengakuan secara sadar dan bebas (tanpa
tekanan dan paksaan) bahwa ia keluar dari Islam atau ia meyakini suatu
keyakinan (agama) yang bertentangan dengan ajaran dasar akidah dan *syariat
Islam. ''Kafir riddah'' merupakan indikasi lemahnya iman dan ketidakmantapan
akidah seseorang, sehingga ia melepaskan agamanya. Mereka yang kembali kepada
kekafiran setelah beriman(mutad) akan sia-sia amalnya di dunia ini dan mereka
diancam sebagai penghuni neraka selama-lamanya(QS.2:217)#
Sumber:ENSIKLOPEDI ISLAM
(Bukhori Idris)
Kaum Sarungan, 27 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar