Jumat, 22 Maret 2013

Klasifikasi Kafir

Pertanyaan Oleh : Diri Berdiri


Assalamu'alaikum ulama ulama KS yang dirahmati ALLAH SWT...
Harap nasehatnya, apakah benar bahwa kita tidak perlu berprasangka baik pada kaum yahudi dan nasrani...?
Karena ada temanku yang mengatakan bahwa telah jelas ayat dalam AL QUR'AN bahwasanya Yahudi dan nasrani tidak akan senang dengan umat islam sampai kapanpun...

Jawab :

Kalau terhadap yang harbi yaitu yang memusuhi kita iya..
Apakah kata yahudi cs dalam ayat tersebut khusus untuk yang memusuhi kita ataukah emang semua yahudi cs adalah musuh?

ini ayat yang mungkin dimaksud. yaitu surat al baqarah ayat 120, saya cantumkan terjemahannya dari depag:

" Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah: `Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)`. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi
pelindung dan penolong bagimu. (QS. 2:120)

Asbabun Nuzul

Diketengahkan oleh Tsa`labi dari Ibnu Abbas katanya, "Orang-orang Yahudi Madinah dan Nasrani Najran berharap agar Nabi saw. Melakukan salat dengan menghadap ke kiblat mereka. Maka tatkala Allah memalingkan ke Ka'bah, mereka merasa keberatan dan putus asa; keislaman mereka tidak dapat diharapkan lagi. Maka Allah pun menurunkan, 'Orang-orang Yahudi dan Nasrani...' sampai akhir ayat." (Q.S. Al-Baqarah 120).

Dalam tafsir Ibnu Katsir, menurut ibnu jarir bahwasanya ayat ini menjelaskan bahwa tidaklah mungkin nabi shollallahu 'alaihi wa sallam dapat menyenangkan atau membuat puas/ridho kaum yahudi begitu pula kaum nasrani sebelum nabi shollallahu 'alaihi wa sallam mengikuti millah atau agama mereka.
jadi maksudnya bukan kita curiga terus atau buruk sangka terus kepada tetangga kita atau teman dan relasi kita yang kebetulan beragama yahudi atau nasrani. lebih lebih mereka kafir dzimmi.
nah kecuali mereka kafir harbi yang nyata nyata memusuhi kita karena agama kita, di sini kita wajib su'udzon kepada mereka dalam hal permusuhannya kepada kita.

terhadap orang kafir baik yahudi atau nasrani yang tidak memerangi kita Allah berfirman:

" Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku adil. (TQS. al- Mumtahanah [60]: 8)

Menurut dzohirnya ayat ini langsung ditujukan kepada Nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam. yaitu berupa ancaman dan peringatan yang keras seandainya Nabi shollallahu alaihi wa sallam. mengikuti kemauan mereka padahal Nabi shollallahu alaihi wa sallam telah dijamin Allah terpelihara dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah. Di dalam Alquran banyak terdapat ayat-ayat yang seperti ini, yaitu suatu ayat yang akhirnya ditujukan kepada Nabi saw., tetapi yang dimaksud ialah umat nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam. Allah swt memperingatkan dengan ayat ini agar kaum muslimin berhati-hati terhadap sikap para ahli kitab kepada agama Islam dan kaum muslimin itu.

sedangkan dalam tafsir jalalain tafsir ayat 120 surat al baqarah seperti ini:

" (Orang-orang Yahudi dan Nasrani/Kristen tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka) maksudnya agama mereka.
(Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah) yaitu agama Islam (itulah petunjuk) yang sesungguhnya,
sedangkan yang selainnya hanyalah kesesatan belaka. (Sesungguhnya, jika) 'lam' menunjukkan sumpah
(kamu ikuti keinginan mereka) yakni apa-apa yang mereka anjurkan (setelah datangnya pengetahuan
kepadamu) maksudnya wahyu dari Allah (maka Allah tidak lagi menjadi pelindung) yang akan melindungimu (dan tidak pula menolong.") yang akan menghindarkanmu dari bahaya.
(Solihin Gubes)

KAFIR

*Kafir Harbi. Kafir yang memusuhi Islam. Mereka senantiasa ingin memecah belah orang-orang mukmin dan bekerja sama dengan orang-orang yang telah memerangi Allah SWT dan Rasul-Nya sejak dahulu (QS.9:107). Negara mereka disebut *Darul Harbi, yang sering berperang dengan negara yang berada di bawah kekuasaan pemerintahan Islam (*Darul Islam). Apabila ''kafir harbi'' berada dalam negara Islam, mereka harus diperlakukan lebih keras dibandingkan dengan orang-orang ''kafir zimmi''. Hal ini disebabkan oleh sifat khas mereka yang selalu membuat kerusuhan di muka bumi ini, terutama pelanggaran yang paling serius terhadap kemahaagungan dan kemahasempurnaan Tuhan(QS.5:33). Mereka tidak dapat hidup bersama dengan orang-orang Islam-

*Kafir 'Inad. Kafir yang mengenal Tuhan dengan hati dan mengakui-Nya dengan lidah, tetapi tidak mau menjadikannya sebagai suatu keyakinan karena adanya rasa permusuhan, dengki, dan semacamnya. ''Kafir 'inad'' dinyatakan dalam Al-Qur'an sebagai salah satu sifat orang-orang kafir yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan, mendurhakai rasul-rasul Allah SWT, dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang menentang kebenaran (QS.11:59). Di samping itu, mereka membangkang dan keras kepala terhadap kebenaran( QS.50:24).-

*Kafir Inkar. Kafir yang mengingkari Tuhan secara lahir dan batin, rasul-rasul-Nya serta ajaran-ajaran yang dibawanya, dan hari kemudian. Mereka menolak hal-hal yang bersifat *gaib dan mengingkari eksitensi atau keberadaan Tuhan sebagai Zat pencipta, pemelihara, dan pengatur alam ini. Jenis kafir semacam ini dapat dikategorikan sebagai penganut ateisme (paham yang mengingkari keberadaan Tuhan). Mereka hanya percaya pada benda-benda yang dapat dijangkau oleh indera manusia. Tujuan dan orentasi hidup mereka adalah dunia semata dengan kecendrungan terhadap hal-hal yang bersifat hedonistik, yang bersifat lezat, nikmat, dan menyenangkan. Seluruh waktu, tenaga, pikiran, dan umur dihabiskan untuk mencari kenikmatan duniawi (QS.2:212 dan QS.16:107). Menurut keyakinan mereka, proses kehidupan di dunia ini berlangsung secara alamiah dan murni tanpa kendali dari luar. Yang menghidupkan dan mematikan hanyalah masa (QS.45:24). Mereka berwatak angkuh, sombong, dan arogan; suka bertindak sewenang-wenang; menghalangi orang lain ke jalan Allah SWT; dan menjadikan nafsu mereka sebagai penuntun, bahkan sebagai Tuhan (Ilah) yang harus ditaati (QS.45:23). Salah satu ciri khas ''kafir inkar'' yang paling dominan adalah pendustaan terhadap ayat-ayat Allah SWT, baik ayat ''kauliyyah'' (ayat-ayat dalam bentuk firman-firman Tuhan yang diturunkan kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya) maupun ayat-ayat ''kauniyyah'' (tanda-tanda Tuhan di alam ini dalam bentuk ciptaan-Nya yang sangat apik, sempurna, dan mempunyai hikmah-hikmah).-

*Kafir Juhud. Kafir yang membenarkan dengan hati adanya Tuhan dan rasul-rasul-Nya serta ajaran-ajaran yang dibawanya, tetapi tidak mau mengikrarkan kebenaran yang diakuinya itu dengan lidah. Dengan kata lain, mengingkari kebenaran itu secara lahir. Muhammad Husin Tabataba'i (ahli tafsir) membagi ''kafir juhud'' atas dua macam. Pertama' ''juhud'' terhadap Tuhan, yaitu tidak percaya adanya Tuhan, surga, neraka, dan lain-lain. Penganutnya disebut *zindik atau ad-dahriyy (ateis). Kedua ''juhud'' terhadap ajaran-ajaran Tuhan dalam keadaan mengetahui bahwa apa yang dingkarinya itu adalah kebenaran berasal dari Tuhan. Ciri khas dari jenis kafir ini dasarnya sama dengan ''kafir inkar'', kecuali bahwa pada ''kafir juhud'', kesombongan, keangkuhan, dan rasa superioritas merupakan ciri khas yang sangat dominan (QS.27:14)-

*Kafir Kitabi. Kafir kitabi mempunyai ciri khas tersendiri dibanding dengan jenis kafir lainnya karena mereka pada dasarnya mengimani beberapa kepercayaan pokok yang dianut Islam. Akan tetapi, kepercayaan mereka tidak utuh, penuh cacat, dan partial. Mereka membuat diskriminasi terhadap rasul-rasul Allah SWT dan kitab-kitab suci-Nya, terutama terhadap Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur'an. Dalam Al-Qur'an mereka disebut *Ahlulkitab(Pemilik Kitab). Para ulama sepakat bahwa umat Yahudi dan Nasrani adalah dua komunitas agama yang sering di-khitab(disebut) oleh Al-Qur'an sebagai Ahlulkitab atau ''al-lazina utu al-kitab''(orang-orang yang diberi kitab). Akan tetapi mereka berbeda pendapat mengenai komunitas agama lain, seperti Majusi, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, dan Shabi'in. Sebagian ulama menolak komunitas-komunitas selain Nasrani dan Yahudi dimasukkan dalam kelompok Ahlulkitab. Namun ada beberapa ulama yang memasukkan komunitas-komunitas tersebut ke dalam kelompok Ahlulkitab karena para ulama ini melihat bahwa mereka memiliki kitab suci dan dapat ditelusuri persambungan akidahnya dengan monoteisme. Tehadap mereka dapat diberlakukan hukum Ahlulkitab, khusunya dalam hal makanan (sembelihan), perkawinan, hak-hak sipil, dan kewajiban mereka sebagai warga negara dalam wilayah kekuasaan pemerintah Islam. Pendapat yang terakhir ini dipelopori oleh *Muhammad Abduh dan *Rasyid Rida.-

*Kafir Mu'ahid. Kafir Mu'ahid sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ''kafir harbi''. Kafir mu'ahid berasal dari Darul Harbi, tetapi mereka telah mengadakan perjanjian damai dengan pemerintah Islam. Hak dan kewajiban mereka ditentukan menurut Al-Qur'an, sunnah, dan perjanjian yang disepakati bersama. Oleh karena itu, mereka harus dilindungi hak-hak dan kewajibannya.-

*Kafir Musta'min. Kafir yang bermukim sementara atau bertamu di wilayah kekuasaan pemerintahan Islam. Mereka pada dasarnya sama dengan ''kafir mu'ahid'' dan ''kafir zimmi''. Hak dan kewajiban mereka pun dalam negara Islam harus dilindungi.-

*Kafir Zimmi. Kafir yang berdamai dengan orang Islam. Mereka sebetulnya temasuk kelompok ''kafir kitabi'' meskipun tidak memiliki iman yang utuh. Namun, pada dasarnya mereka adalah penganut-penganut monoteisme yang mengakui keesaan Tuhan, kemutlakan, ketakterhinggaan, dan kesempurnaan-Nya. Mereka tidak dianggap sebagai bahaya dan ancaman yang serius terhadap akidah umat Islam. Oleh karena itu, mereka dapat hidup aman dalam wilayah kekuasaan Islam dengan hak-hak dan kewajiba-kewajiban yang ditentukan oleh penguasa Islam. Mereka wajib membayar jizyah(pajak) kepada pemerintah Islam. Komunitas ''kafir zimmi'' disebut kaum *Zimmi(Ahl az-Zimmah).-

*Kafir Nifaq. Kafir yang secara lahiriah tampak beriman, tetapi batinnya mengingkari Tuhan. Mereka itulah yang disebut orang *munafik, yaitu orang kafir yang memakai ''baju'' mukmin. Watak dasar mereka adalah khianat, ingkar janji, dusta, egois, dan *ria. Menurut at-Tabataba'i, munafik dalam istilah Al-Qur'an adalah menampakkan iman dan menyembunyikan kekafiran (QS.5:41). Perbuatan dan tindakan mereka penuh pamrih pribadi, jauh dari keikhlasan, dan selalu mengharapkan sanjungan dari orang lain. Mereka tidak akan pernah mau berkorban untuk kepentingan orang lain.-

*Kafir Ni'mah. Salah satu jenis kafir yang tidak menyebabkan seseorang keluar dari Islam. Namun kekafiran semacam ini pun mendapat ancaman siksa yang amat pedih dari Tuhan (QS.14:7). ''Kafir ni'mah'' adalah penyalahgunaan nikmat-nikmat Tuhan, tidak mendayagunakan nikmat-nikmat Tuhan pada hal-hal yang diridai-Nya, dan tidak berterima kasih atas nikmat-nikmat yang diperoleh dalam hidup ini. Oleh karena itu, ajaran syukur sebagai antitesis dari ''kafir ni'mah'' yang cukup dominan disebut dalam Al-Qur'an, menjadi sangat penting dan substansial atau inti bagi setiap muslim.-

*Kafir Syirk. Jenis kekafiran yang menodai sifat yang paling esensial bagi Tuhan, yakni keesaan, yang berarti merusak kemahasempurnaan-Nya. Meskipun mereka tidak mengingkari eksistensi Tuhan sebagai pencipta alam ini, mereka mempercayai banyak tuhan dan menggantungkan nasibnya pada tuhan-tuhan itu. Mereka percaya bahwa di samping Tuhan masih ada sesuatu di alam ini, baik berwujud material maupun immaterial, yang mampu mendatangkan manfaat dan mudarat terhadap diri manusia dan alam ini. Oleh karena itu, Al-Qur'an menegaskan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang maha besar dan tidak terampuni (QS.4:48).-

*Kafir Riddah. (kemurtadan). Kekafiran yang disebabkan seseorang keluar dari Islam. Seorang muslim dinyatakan *murtad apabila ia memberi pengakuan secara sadar dan bebas (tanpa tekanan dan paksaan) bahwa ia keluar dari Islam atau ia meyakini suatu keyakinan (agama) yang bertentangan dengan ajaran dasar akidah dan *syariat Islam. ''Kafir riddah'' merupakan indikasi lemahnya iman dan ketidakmantapan akidah seseorang, sehingga ia melepaskan agamanya. Mereka yang kembali kepada kekafiran setelah beriman(mutad) akan sia-sia amalnya di dunia ini dan mereka diancam sebagai penghuni neraka selama-lamanya(QS.2:217)#

Sumber:ENSIKLOPEDI ISLAM
(Bukhori Idris)


Kaum Sarungan, 27 Agustus 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar