Senin, 04 Maret 2013

Hizb Abul Abbaas dari kitab Iyqozul Hikaam Ibnu Ajibah hal 83


Yaa Ilaahi
Ma'shiyatuka naadatnii bitthoo'ati,

Wa Thoo'atuka naadatnii bil ma'siyatii Fa fii ayyihima Akhoofu wa fii ayyihima arjuw

Yaa Tuhanku
Maksiat-Mu mengundangku untuk berbuat dengan ketaatan,
Dan ketaatan-Mu mengundangku untuk berbuat dengan kemaksiatan.

Maka pada yang manakah aku harus aku takutkan dan aku berharap pada keduanya (maksiat dan ketaatan)

ini hizb abul abbaas dari kitab iyqozul hikaam ibnu ajibah hal 83.




kita sama2 ma'lum atau berkeyaqinan bahwa Alloh tidak berbuat maksiat atau taat akan tetapi Alloh Ta'aala telah menciptakan perbuatan maksiat dan juga menciptakan perbuatan ketaatan bagi para hamba hamba-NYA.


siapapun orangnya tidak akan luput dari perbuatan maksiat kecuali para anbiya dan Rosul-Nya 

lanjutan Hizbnya begini :
manakah yang aku takutkan dan aku harapkan pada ke2 nya (apakah maksiat atau ketaatan),
Jika aku katakan dengan perbuatan maksiat maka KAU membanding-bandingkan dengan sifat karunia/ keutaamaan-MU, maka tidaklah KAU Meninggalkan akan diriku rasa TAKUT dan jika aku katakan dengan suatu ketaatan maka KAU membanding-bandingkan dengan sifat keadilan-MU terhadap diriku, Maka tidaklah meninggalkan oleh-Mu akan diriku suatu harapan atau kekhawatiran.

Maka barang kali syairku ini memandang akan kebaikanku bersama dengan kebaikan-MU Atau Bagaimana aku tidak mengetahui (bodoh) akan karunia-Mu bersama maksiat ENGKAU.

Jadi inilah yang dimaksud SIAPA ORANGNYA YANG MENGENAL AKAN TUHANNYA MAKA IA AKAN MENGANGGAP KECIL DI DALAM ARAH KEMULIAAN-NYA AKAN DOSANYA.

Sekalipun kita beribadah sholat 1000 rokaat tiap malam dan doa kita tembus ke langit tanpa mengakui ada-Nya karunia dari-Nya maka ini lebih bagus bagi seorang hamba yang hancur hatinya karena maksiat dan mengakui segala kenistaan dan kehinaan dirinya untuk bertobat, karena beribu-ribu Karomah itu kalah hanya dengan satu kalimat yaitu SELAMAT.

berkata Syekhu Rodiyallohu 'Anhu Aamiin, Dan maknanya tersebut (antara maksiat dan ketaatan) adalah sesungguhnya seorang hamba apabila ada ia melakukan didalam perbuatan maksiat, Maka ia menyaksikan akan bagaimana sifat Qohariyatal Haq (Menundukan yang haq) dan kebesaran-Nya dan Alloh akan melemahkan dirinya dan ketidakmampuan hambanya, Maka seorang hamba telah berusaha keras dari maksiat dengan merasakan terpecah dan menghinakan dirinya (karena sesungguhnya segala bentuk kemaksiatan dan ketaatan adalah ini sebuah pengenalan sifat af'al dari Tuhannya) dan kini hamba tersebut menjadi mengagungkan dan menjadi memuliakan kebesaran Tuhannya.
Dan inilah yang dimaksud dengan paling afdholnya suatu ketaatan, maka sewaktu waktu mengundangnya maksiatnya itu dengan ketaatan karena Memetik Pelajaran (HIKMAH) Dari kemaksiatan.

Dan apabila ada seorang hamba didalam ketaatannya, sewaktu waktu ia menyaksikan ketaatan akan dirinya (maksudnya karena ia taat akan hasil usahanya sndiri, tidak dengan karena Alloh) dan si hamba bermaksud menganggap baik (seperti ia mengaku-ngaku ahli ibadah atau ahli karomah dll) maka yang demikian tersebut ia telah menyekutukan dengan TUHANNYA dan Membuat Cacat adabnya terhadap Tuhannya dan inilah yang dsebut suatu MAKSIAT.
Wal 'iyaadzubillah mindzaalik...

Oleh : Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 17 Juli 2012

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar