Senin, 09 September 2013

(Al Hikam) Siapakah Sahabat Sejati



Siapakah Sahabat Sejati?

Syeikh Ibnu ‘Athaillah As-Sakandary.

“Tak ada sahabat sejatimu kecuali dia
yang paling tahu aibmu, dan tidak ada (sahabat seperti itu) kecuali Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Sebaik-baik sahabatmu adalah yang menuntutmu, tetapi sama sekali
tuntutan itu tidak ada kepentingannya
darimu untuk-nya.”

Tak ada yang lebih tahu aib kita
secara detil dan rinci melainkan Allah swt, karena Dia-lah yang tak pernah meninggalkan anda ketika anda dalam kondisi hina dan tidak menolak anda ketika anda dalam kondisi sangat kurang, bahkan senantiasa mengasihi anda dalam situasi apa pun. Pada saat begitu Dia memerintahkan anda dan melarang anda, namun anda maksiat pada-Nya, namun Dia tidak meninggalkan anda, bahkan dengan rasa belas kasih-Nya Dia memanggilmu untuk datang kepada-
Nya di saat anda alpa.
Namun jika yang tahu aib anda secara detil itu adalah makhluk, maka para
makhluk pun justru meninggalkan
anda dan melempari anda atas perbuatan anda selama ini. Namun
Allah Swt dengan segala cinta dan
kasih sayang-Nya senantiasa malah menjaga anda. Namun yang
menyadari itu sangat sedikit.
Allah Swt tidak pernah meminta imbal balik kita dibalik perlindungan,
perintah, tuntutan dan larangan-Nya.

Sedangkan pergaulan dan
persahabatan dengan makhluk penuh dengan tuntutan dan kepentingan.
Maka sahabat sejati sesungguhnya
yang menyadarkan kepentingan yang kembali pada diri kita, hal-hal yang berguna maupun hal-hal mana yang berbahaya. Namun rasa yaqin yang rendah dan lemah membuat anda terhijab dari semua itu.

Karena itu Ibnu Athaillah
melanjutkan:
“Seandainya cahaya yaqin memancar,
pasti anda melihat akhirat lebih dekat padamu dibanding anda
menempuhnya. Dan sungguh anda
memandang keindahan dunia tak lebih dari reruntuhan fana yang
tampak padanya.”

Dunia hanyalah khayal dalam
wujudnya, apabila anda benar-benar tercerahi oleh cahaya yaqin.

Ahmad bin Ashim al-Anthaky ra
menegaskan, “Yaqin adalah nur yang dijadikan Allah swt dalam hati hamba-Nya, hingga ia melihat perkara akhiratnya dan cahaya itu membakar semua hijab antara Dia dan dirinya, sampai akhirat tampak begitu jelas dalam perspektifnya.”

Suatu hari Rasulullah Saw, bertanya
kepada Haritsah ra, “Apa kabarmu pagi ini wahai Haritsah?”

“Saya dalam kondisi beriman yang
benar,” jawab Haritsah.

Rasulullah saw, bersabda, “Setiap
kebenaran ada hakikatnya, lalu apa hakikat imanmu?”

“Seakan-akan saya berada di Arasy
Tuhanku benar-benar ditegakkan dan saya melihat ahli syurga sedang menikmati nikmat-nikmat-Nya di syurga dan ahli neraka sedang saling minta pertolongan,” kata Haritsah.

Rasulullah saw, bersabda, “Kamu
sedang mengenal maka teguhlah. Seorang hamba yang qalbunya
dicerahi cahaya oleh Allah….” (Al-Hadits).

Rasulullah saw, pernah bersabda,
“Bila cahaya masuk dalam hati, maka hati akan lapang…”

Rasul saw, ditanya, “Wahai Rasulullah
apakah ada tanda untuk mengenal itu?”

Beliau menjawab, “Merasa kosong di
negeri tipudaya dan kembali pada negeri keabadian, serta
mempersiapkan bekal mati sebelum
waktunya tiba…”

Oleh : Solihin Gubes
Kaum Sarungan, 20 September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar