Rabu, 31 Oktober 2012

Makna dari "Apabila Alloh telah mencintai hambanya, Tak apalah ia berbuat dosa"

Pertanyaan oleh : Compac Caesar El-Bantanie


idzaa ahäbballahu 'abdan lam yadlurruhu adzdzanbu..
Bgaimana pemahaman@ guru2..?

Jawaban :

Artinya :
Apabila Alloh telah mencintai hambanya, Tak apalah ia berbuat dosa.

Sebenernya ini adalah tentang Waliyulloh (kekasih Alloh)
Lanjut :
Apabila Alloh sudah mencintai seorang hamba, tak apalah ia mlakukan dosa.

Jawaban :
Wa ma'na dzaalika annalloha Ta'aala yatawallaaHu wa ya_khudzuhu 'an nafsihi, Fayakuwnu mahfuwzhon min syuhudi nafsihi, Fayakuwnu fi'luhu kulluhu billaahi wa lillaahi wa ilaallohi.
Artinya :
Adapun makna dmikian itu, Sesungguhnya Alloh Ta'aala itu mencintai wali-Nya dan mengambil hawa nafsu sang wali itu dari diri sang wali, dngn dmikian Maka jadilah si wali mahfudz (terjaga) dari memandang kepada "hawa nafsunya" dan dngn dmikian Maka perbuatan smuanya itu dngn izin Alloh, ikhlas krna Alloh dan kembali hnya kepada Alloh. (kitaabul futuwhaat Al_ilaahiyat)

Jadi ksmpulannya sang wali itu tdk berbuat, tdk mlihat dan tdk berbicara kcuali hal yang menjd keridhoan Alloh Jalla wa 'Azza.

Dan adapun pengertian hawa dan nafsu, bukan hawa nafsu mempunyai arti terpisah, bukan hawa nafsu.

Karena didalam manusia itu ada ruh dan nafsu.
Kalau kita sudah mengerti bhwa mata itu tempat melihat, telinga tmpat mendngar, hdung tmpat penciuman, Maka RUH dan HATI itu adalah tmpatnya sifat2 yg baik dan nafsu itu tmpat yg buruk.
Maka kecendrungan nafsu kpd sgala keinginannya itu, dialah yg dsbut HAWA.
Walaupun asal makna nafsu adalah adanya sesuatu atau dirinya.
Sdangkan makna Hawa itu adalah Kecintaan atau keasyikan.

Sdkit cerita :
Jika ada seorang suami yang mghadiri majlis ta'lim dan ia mndngarkan sang guru berkata : Ga usah takut smuanya yg menanggung masalah rizqi adalah Alloh, bnyklah sholat dan dakwahlah atau hijrah tidak usah bekerja, dan bnyak baca aLqur'an dan mengaji, Lihatlah bukankah perkataan sang guru ini bagus, Tapi bgaimana kwajibannya trhadap istri dan anaknya yg skolah dan menafkahinya, bukankah ddlam Firman-Nya djelaskan :
"Pergaulilah istri2 dngan kbaikan" yaitu dngan adil, menginap, dan menafkahinya. ('uqudul jain hal 3)

Nah inilah yg dsbut hawa dan nafsu pd diri seseorang tapi tdk dlihat dari titah Alloh Ta'aala, krna madhorotnya lbih bnyk jika dlakukan, Malah ada yg mengatakan bila suami menginap tanpa ada uzhur maka hukumnya haram, klo ane sih mendingan ngelonin istri bila udah punya, daripada dtnggal ntar tkut dgondol orang ... ahahahaaay...bersambung...
(Ilham Sandy Firtha)


Kaum Sarungan, 19 Januari 2012
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar