Kamis, 16 Mei 2013

Apakah mengaji sesuatu harus melihatnya?


Pertanyaan Oleh : Dek Fadhiel

Ustad2, mau nanya sedikit,
Apakah kita mengaji sesuatu harus mesti dilihat dengan mata kepala,?
Padahal banyak ilmu yang kita tau tapi tidak kita lihat? Kita yakin rasullullah, dan ajarannya, tapi kita tidak melihat nya, kita yakin ilmu2 ulama muktabarah dulu, tapi kita tidak melihatnya,, jadi apakah mesti kita melihat semuanya, kalau tidak maka tidak kita yakini atau tidak benar,?? Mohon penjelasan ustad2,,,,
Syukran,,

Jawab :

jawaban pertama adalah Apakah kita mengaji harus dilihat dngan mata kepala?
Jawabannya :
Ya...karena seseorang yang ingin belajar tidak boleh tidak harus bertemu langsung dengan Guru, agar sang guru bisa menjelaskan kepada makna yang dituju yaitu yang sebenarnya.

Soal ke 2 :
Padahal banyak ilmu yang kita tau, tapi kita tak bisa melihat?

Jawab :
antara mengetahui dengan melihat itu jelas 2 hal yang berbeda, Ane kasih contoh :
Zaid mengetahui kota bali tapi Zaid tidak melihat kota bali atau Zaid melihat kota bali tapi Zaid tidak mengetahui kota bali.

Tapi jika segala hijab di bukakan jalannya maka segala Puja puji milik-Nya, tentunya dengan Ilmu plus amal sholih.

Soal ke 3 :
Kita yaqin Rosululloh SAW Dan Ajarannya tapi kita tidak bisa melihatnya ???

jawab :
Inilah yang disebut Iman, Iman kepada Alloh, Iman Kepada Malaikat, Kitab2-Nya dan Iman kepada Rosul, Qodo dan Qodar baik dan buruknya.

In Syaa Alloh cukup dengan mengimaninya dengan menjalankan apa2 yang diperintahkan dan menjauhkan segala larangannya In Syaa Alloh selamat.

Sedikit hadits dari Jabir RA, berkata ia, berkata Annu'man Ibnu Qowqol :
Yaa Rosulalloh...Apabila kau melihat akan demikian aku sholat 5 waktu dan aku mengharamkan apa yang haram dan menghalalkan apa yang halal dan tidaklah menambah atas demikian suatu apapun, Apakah aku akan masuk surga?

Maka menjawab (bersabda) Nabi SAW : Yaa
(HR. Muslim dan Ahmad)

Kalau misalnya, pada masalah ruh tadi, antum bilang aulia/wali2, apakah antum percaya tapi tidak melihatnya, Dan apakah harus mesti dilihat baru kita percaya,, Syukran

Untuk maqom orang Awam memang sangat sulit, Tapi alangkah indahnya bagi para ulama akhirat atau para ulama arif billah, Maqom mereka sudah dibukakan segala hijab seperti bertemunya dengan Nabi Muhammad dalam keadaan sadar dan tidak (yaitu mimpi), Karena Dalam Tarikhnya di dalam kitab Annuqulu Assar'iyyah :
Sudah menjadi masyhur Imam Jalaaluddin Assuyuthi setiap bertanya tentang hadits maudhu atau shohih beliau langsung bertemu dengan Nabi SAW Dan Masih banyak ulama2 lainnya, Lalu bagaimana dengan kita ? Apakah ada yang pernah bertemu dengan Rosululloh SAW Atau Mengaji dengan Beliau ? Hehee...
 
Syukran jazilan,,,
Intinya,,,
Apa yang kita ngaji dari kitab 2 ulama muktabar , Alhamdulillah benar, karena mereka orang2 terpilih yang memelihara ilmu Allah, mereka orang2 yang sangat shaleh ,tawadhu' , war'a dll, jadi walaupun kita tak jumpa sama mereka, bahkan dengan rasullullah, tapi ilmu mereka harus kita imani dan yakini, (hakkul yakin) maka kita ini, ikutilah mereka, jangan pernah menyalahkan ilmu mereka, karena kita hanya insan biasa yang belum sanggup menguasai semua disiplin ilmu, apalagi mentafsir al 'quar'an dan hadis tanpa melihat kitab tafsir ulama2 muktabar sungguh tersesatlah kita,
Maka hanya kepada Allah kita berlindung dan meminta pertolongan dan diberi ilmu yang lurus,,
Amin,,,
 
Kaum Sarungan, 10 Agustus 2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar