Kamis, 10 Januari 2013

Mengenal Allah










La ilaha illallah..

Hidupkanlah Hati kalian dengan mengingat kepada Alloh : LAA ILAAHA ILLALLOH.... bagaimana caranya???? ^_^

Dengan ilmu nafi' yaitu berbuat sesuatu hanya karena Allah hingga bener2 mesra darah daging.

Berarti nanti kita bisa ikut fana dong?

Bener kayaknya.. setahu saya ,fana berada di perjalanan nafsu mulhamah, yaitu apabila terdapat rasa dihati sentiasa dalam keadaan pergantungan "atas Allah".. dan akan mendapatkan fana setelah berjaya mendapat syuhud pada Allah (af'al Allah, Asma' Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.. fana artinya seluruh makhluk ini bahkan termasuk juga dunia dan diri sendirii hilang kesemua sekali dalam ingatan hati karena ia karam dalam kesedapan dan kelezatan mesra kepada Allah dan terlenyap kesedaran diri dan kesedaran pancaindera karena dapat kemesraan yang Maha Agung.. 

Terus kalau kita bisa fana terus kita bisa juga ma'rifat atau wushul tidak? Terus apakah orang2 awam bisa mencapai mukasyafah ga???

Maqam al-jami’ / fana akan dicapai setelah berjaya mendapat syuhud pada Allah, berangkat dari syuhud inilah dia digelar dengan wali Allah, al-arif billah atau al-wasilu illa-llah (الواصل الى الله), yaitu orang yang mengenal (ma’rifat) dengan Allah atau sampai kepada Allah dengan jalan syuhud.. Intinya orang yang fana bisa mencapai ma’rifat..

Ma’rifat itu terbagi pad 3 martabat:
1. Martabat syariat / ilmu al-yaqin : mengenal Allah dengan dalil wajud makhluk (ma’rifat orang2 awam umpama saya)
2. Martabat makrifat / ainul yaqin : mengenal Allah dengan jalan rasa (dzauk) kedalam hati  (ma’rifat orang-orang sufi yang sudah merasakan-Nya)
3. Martabat hakikat / haqqul yaqin : mngenal Allah dengan jalan hadir kedalam hati rasa syuhud yang ada kemanisan dan kelazatan (ma’rifat orang-orang wali,nabi-nabi dan rasul)

Ada yg mnambahkan ma’rifat yg tertinggi ialah ma’rifat akmal yang terkhusus bagi baginda sallallahu ‘alaihi wasallam..
(kitab mengenal diri dan wali Allah karangan Ustaz Mustafa Mohamed al-Jiasi)
Dan yang dimaksudkan ma’rifat disini seperti mana yang dikatakan syeikh ibnu atha’illah dalam bait yang ke 96 :
“Orang ma’rifat itu tidak hilang-hilang hajat kebutuhannya, dan tidak ada ketenangan baginya bersama-sama selain Allah”..

Mengenai mukasyafah menurut ana kang, ia adalah satu pemberian ataupun anugerah, jadi sah-sah aja jika ada antara orang2 awam yang mencapai mukasyafah.. wallahu ‘alam bishawab.. 

Oleh : Ibnu Samsudin bin Elyas dan Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 19 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar