La ilaha illallah..
Hidupkanlah Hati kalian dengan
mengingat kepada Alloh : LAA ILAAHA ILLALLOH.... bagaimana caranya???? ^_^
Berarti
nanti kita bisa ikut fana dong?
Bener
kayaknya.. setahu saya ,fana berada di perjalanan nafsu mulhamah, yaitu apabila
terdapat rasa dihati sentiasa dalam keadaan pergantungan "atas
Allah".. dan akan mendapatkan fana setelah berjaya mendapat syuhud pada
Allah (af'al Allah, Asma' Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.. fana artinya seluruh
makhluk ini bahkan termasuk juga dunia dan diri sendirii hilang kesemua sekali
dalam ingatan hati karena ia karam dalam kesedapan dan kelezatan mesra kepada
Allah dan terlenyap kesedaran diri dan kesedaran pancaindera karena dapat
kemesraan yang Maha Agung..
Terus
kalau kita bisa fana terus kita bisa juga ma'rifat atau wushul tidak? Terus
apakah orang2 awam bisa mencapai mukasyafah ga???
Maqam
al-jami’ / fana akan dicapai setelah berjaya mendapat syuhud pada Allah, berangkat
dari syuhud inilah dia digelar dengan wali Allah, al-arif billah atau al-wasilu
illa-llah (الواصل الى الله), yaitu orang yang mengenal (ma’rifat) dengan Allah
atau sampai kepada Allah dengan jalan syuhud.. Intinya orang yang fana bisa
mencapai ma’rifat..
Ma’rifat itu terbagi pad 3 martabat:
1. Martabat syariat / ilmu al-yaqin : mengenal Allah dengan dalil wajud makhluk (ma’rifat orang2 awam umpama saya)
2. Martabat makrifat / ainul yaqin : mengenal Allah dengan jalan rasa (dzauk) kedalam hati (ma’rifat orang-orang sufi yang sudah merasakan-Nya)
3. Martabat hakikat / haqqul yaqin : mngenal Allah dengan jalan hadir kedalam hati rasa syuhud yang ada kemanisan dan kelazatan (ma’rifat orang-orang wali,nabi-nabi dan rasul)
Ada yg mnambahkan ma’rifat yg tertinggi ialah ma’rifat akmal yang terkhusus bagi baginda sallallahu ‘alaihi wasallam..
(kitab mengenal diri dan wali Allah karangan Ustaz Mustafa Mohamed al-Jiasi)
Dan yang dimaksudkan ma’rifat disini seperti mana yang dikatakan syeikh ibnu atha’illah dalam bait yang ke 96 :
“Orang ma’rifat itu tidak hilang-hilang hajat kebutuhannya, dan tidak ada ketenangan baginya bersama-sama selain Allah”..
Mengenai mukasyafah menurut ana kang, ia adalah satu pemberian ataupun anugerah, jadi sah-sah aja jika ada antara orang2 awam yang mencapai mukasyafah.. wallahu ‘alam bishawab..
Oleh : Ibnu Samsudin bin Elyas dan Ilham Sandy Firtha
Kaum Sarungan, 19 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar