Rabu, 09 Januari 2013

Kisah Israiliyat mengenai Nabi Sulaiman AS, Ibrahim AS dan Ismail AS

Kisah Israiliyat mengenai Nabi Sulaiman

Israiliyat yang terdapat dalam tafsur Ath-Thabari, dari Basyir, dari Yazi, dari Said, dari Qatadah yang berkaitan dengan kisah Nabi Sulaiman yang terdapat dalam Surah Shad 34 yang berbunyi:
ولقد قتنا سليمان وألقينا على كرسيه حسدا ثم أناب.
Israiliyyat itu menjelaskan bahwa ada seseorang berkata kepada nabi Sulaiman as, bahwa di dasar laut terdapat satu setan yang bernama Syarh Al-Maridhah (batu durhaka). Lalu Nabi Sulaiman mencarinya dan ternyata di sisi laut terdapat sumber mata air yang memancar satu kali dalam seminggu. Pacarannya ini sangat jauh dan kemudian sebagiannya berubah menjadi arak. Dan ia berkata: “Sesungguhnya engkau (arak) adalah minuman yang sangat nikmat hanya saja engkau menyebabkan orang sabar mendapat musibah dan orang bodoh bertambah kebodohannya”. Lalu Nabi Sulaiman pulang, tetapi dalam perjalanannya ia merasakan dahaga yang sangat dan kembali ke sumber mata air tersebut. Ia meminum air arak sehingga hilanglah kesedarannya. Dalam kondisi seperti itu, ia melihat cincinnya dan merasa terhina karenanya. Lalu dilemparlah cincin itu ke laut dan dimakan oleh seekor ikan sehingga hilanglah seluruh kerajaannya karena kekuasaannya terdapat pada cincin itu. Setan lalu menyerupainya dan duduk di atas singgasana Nabi Sulaiman.

Israiliyat itu jelas merupakan cerita palsu yang dibuat-buat. Sesuatu yang mustahil apabila Nabi Sulaiman meminum arak yang jelas akan merosak kesehatan dan kesadarannya. Mustahil pula setan dapat menyerupainya dan menggantikannya mengatur roda kerajaan.
Atas kepalsuan itu Ibnu Katsir memberikan komentarnya, “Pada dasarnya, israiliyat ini berasal dari Ibnu Abas yang diperolehnya dari Ahli Kitab, sedangkan diantara mereka ada yang tidak mempercayai kenabian Sulaiman. Israiliyat ini jelas mungkar. Apalagi Israiliyat yang menjelaskan tentang istri-istri Nabi Sulaiman yang digauli setan. Israiliyat ini secara panjang lebar telah dipaparkan oleh kelompok ulama salaf. Seperti Said bin Al-Musayyad, Zaid bin Aslam, dan lain-lain. Keseluruhannya berasal dari Ahli Kitab”.

Kisah Nabi Ibrahim

Israiliyat yang dikutip oleh Ibnu Katsir dari Ath-Thabari tentang asal mula penyebutan Nabi Ibrahim as. Dengan sebutan khalilullah (kekasih Allah) dikisahkan bahwasanya keluarga Nabi Ibrahim mengalami mala petaka kelaparan. Kemudian Nabi Ibrahim pergi ke Mesir untuk mencari makanan, tetapi pulang, ia menemukan kerikil-kerikil dan dipungutnya untuk memenuhi kantungnya dengan harapan keluarganya akan terhibur karenanya. Suatu keajaiban pun terjadi. Keluarganya menemukan kantung yang dibawa Nabi Ibrahim penuh dengan tepung. Nabi Ibrahim lantas bertanya kepada keluarganya dari mana tepung itu diperoleh. Mereka menjawab bahwa tepung itu diperoleh di dalam kantong yang ia bawa. Nabi Ibrahim lantas berkata, “betul, tepung itu berasal dari kekasihku (khalil),” karena peristiwa tersebut ai dipanggil khalilullah. Menurut Ibnu Katsir israiliyat itu termasuk yang tidak perlu dibenarkan dan didustakan. Disamping itu ia menyertakan pula penyebutan Ibrahim dengan sebutan di atas, karena kecintaannya yang mendalam pada Allah.

Kisah Nabi Ismail

Israiliyat yang berkaitan dengan kisah penyembelihan Nabi Ismail, yaitu berasal dari Ka’ab bin Akhbar yang menyebutkan bahwa yang disembelih itu adalah Ishak bukan Ismail. Israiliyat ini menurut Ibnu Katsir, merupakan tipuan dan dusta karena bertentangan dengan nash Alquran sendiri. Orang Yahudi lebih suka menyebut Ishak karena ia adalah nenek moyangnya, sedangkan Ismail adalah nenek moyang orang Arab.

Oleh : Ibnu Samsudin Bin Elyas
Kaum Sarungan, 21 Maret 2012

2 komentar: