Kamis, 31 Januari 2013

Kecintaan Sahabat Bilal terhadap Rosulullah SAW


kecintaan sahabat Bilal kepada Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam.

Pada waktu Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam meninggal, langsung sahabat Bilal mengundurkan diri sebagai muadzin, sebab tidak sampai hati beliau mendengungkan kalimat Allahu Akbar. Biasanya dilihat oleh Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam dan sahabat lainnya, sementara pada saat itu Rasul telah mangkat. Sehingga bagaimana mungkin beliau bisa mengeluarkan suara sementara Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam yang selalu mendengar adzannya sudah tidak ada. Ketika mau adzan suaranya tidak mau keluar suaranya hilang. Karena apa? Sayidina Bilal Shock, karena mahabbah, kecintaan yang luar biasa kepada Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam. Sahabat Bilal bungkam, diam di Madinah sampai Rasulullah dimakamkan. Setelah Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam dimakamkan sahabat Bilal tidak betah. Lalu sahabat Bilal pindah ke Syam (Syiria).
Di Syam tadinya sahabat Bilal membayangkan akan mendapatkan sedikit ketenangan, tapi malah
sebaliknya yang terjadi, terbayang wajahnya Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam di mukanya terus, ahirnya ditemui oleh Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam dalam mimpi. Ditanya oleh Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam, ‘Bilal mengapa engkau tinggal ditempat yang jauh betul dari Aku, katanya engkau ingin dekat dengan Aku, mengapa engkau pindah ke Syam?’ Langsung hari itu juga Sahabat  Bilal pulang ke Madinah Al Munawroh, begitu sahabat Bilal ziarah ke makam Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam, Sayidina Abu Bakar mendengar Sayidina Umar mendengar, mereka langsung menemui sahabat Bilal. Dan ziarah bersama. Sayidina Abu Bakar menangis. ‘Hai Bilal kapan datang?’ Tanya Khalifah Abu Bakar. Mereka menangis rangkul-rangkulan. Kemudian Sahabat Abu Bakar meminta sayidina Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan di Madinah; ‘tolong dengungkan kembali adzanmu sebagaimana zaman Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam.’ ‘Mulutku tidak bisa di buka,’ jawab Sayidina Bilal. Sayidina Umar yang juga meminta kesediaan sahabat Bilal mendapat jawaban yang sama.
Akhirnya di sana ada 2 anak. Yang satu umurnya 9 tahun, yang satu umurnya 8 tahun, siapa mereka?
Mereka adalah Imam Hasan dan Husain; dua orang cucu Nabi. Imam hasan dan Husain datang kepada
Sahabat Bilal, begitu sahabat Bilal tahu, langsung menjemput kedatangan Imam Hasan dan Imam
Husain. Langsung dirangkul, begitu mencium kedua cucu Nabi, tambah sedih lagi sahabat Bilal, beliau kembali menangis. Karena apa? Keringat kedua anak ini tadi seperti keringat datuknya; baginda Nabi Shollallaah ‘alaih wa sallam. Luar biasa. Akhirnya dua orang ini berbicara. ‘Ya Bilal’ kata Sayidina Hasan yang saat itu ditemani adiknya; Imam Husain; ‘Tolong kumandangkan kembali adzan, sebagaimana engkau lakukan pada zaman datukku baginda Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam’. Dari situlah sahabat Bilal luluh. ‘Kalau yang memerintah adalah dua anak ini, mana mungkin aku bisa menolak. Karena ini adalah sempalan dari darah daging Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam. Kalau saya menolak, nanti di akherat bagaimana bertemu dengan baginda Rasul Shollallaah ‘alaih wa sallam,’
pikir sahabat Bilal.
Kemudian sahabat Bilal naik ke menara menunaikan adzan, ketika sahabat Bilal adzan seluruh penduduk
Madinah, tidak anak kecilnya, tidak orang dewasanya, semua keluar dari rumahnya masing-masing sambil mengatakan Rasulullah hidup kembali-Rasulullah hidup kembali.
Karena apa, mendengar suaranya Bilal. Sebab ketika sahabat Bilal adzan selalu selalu pas dengan baginda Rasulullah Shollallaah ‘alaih wa sallam. Mereka semua keluar berduyun duyun mendengar
suaranya Bilal radhiyallaahu ‘anhu. Semoga bermanfaat.
Sumber: http://
www.habibluthfiyahya.net/


Oleh : Solihin Gubes
Kaum Sarungan, 26 Mei 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar