Jumat, 25 Januari 2013

Hukum Ziarah Bagi Wanita

Pertanyaan Oleh : نيرينا تشان


Assalammu'alaikum wr wb
akhi wa ukhti, , adakah hari2 yang baik untuk Ziarah Kubur?
adakah doa yg dibacakan selain "Al-Qadar , Al-Fatihah , Al-Falaq , An-Nas , Al-Ikhlash , Ayat Kursi" ??

Jawab :

Wa'alaykum Salaam...Hari Jumu'ah (Ilham Sandy Firtha)

surat Yasin mbak, surat Yasin di rumah boleh dimakam juga boleh kita hadiahkan kepada almarhum/alhamrhumah.
 
قال الشيخ عبد المعطي السقا في ( الارشادات السنية ) ص 111 : زيارة قبور المسلمين مندوبة للرجال لخبر مسلم : كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها تذكركم الآخرة : أما زيارة النساء فمكروهة إن كانت لقبر غير نبي وعالم و صالح وقريب ، أما زيارة القبر النبي ومن ذكر معه فمندوبة لهن بدون محرم إن كانت القبور داخل البلد ، ومع محرم إن كانت خارجة ، ومحل ندب زيارتهن أو كراهتها إذا أذن لهن الحليل أو الولي وأمنت الفتنة ولم يترتب على اجتماعهن مفسدة كما هو الغالب ، بل المحقق في هذا الزمان ، وإلا فلا ريبة في تحريمها.
ويستحب الاكثار من الزيارة لتحصيل الاعتبار والعظة وتذكر الآخرة ، وتتأكد الزيارة عشية يوم الخميس ويوم الجمعة بتمامه وبكرة يوم السبت.

Berkata as-Syaikh ‘Abdul Mu’thi as-Saqaa dalam kitab al-Irsyaadaat as-Sunniyah “Berziarah dikuburan orang-orang muslim disunahkan bagi para pria berdasarkan hadits riwayat Muslim “Aku (dulu) melarang kalian berziarah kubur, (sekarang) berziarahlah karena ia mengingatkan kalian pada akhirat”
Sedang bagi para wanita ziarah kubur hukumnya makruh bila bukan kuburan nabi,orang alim, orang shalih atupun kerabat, sedang menziarahi kuburan nabi dan orang yang telah disebutkan sunah baginya bila kuburannya masih dalam satu daerah atau diluar daerah saat ia bersama mahramnya.
Kesunahan ziarah baginya dengan ketentuan seizin suaminya atau walinya, aman dari fitnah dan dalam perkumpulannya tidak menimbulkan kerusakan seperti pada umumnya bahkan yang menjadi kenyataan dizaman ini, bila tidak demikian maka keharaman ziarah baginya tidak dapat disangsikan.
Disunahkan memperbanyak ziarah dengan tujuan supaya dapat mengambil pertimbangan, peringatan serta teringat kehidupan akhirat.
Kesunahan ziarah menjadi mauakad dihari kamis sore dan hari jumat dan makruh dihari sabtu”
al-Irsyaadaat as-Sunniyah hal. 111

زيارة القبور مندوبة للاتعاظ وتذكر الآخرة وتتأكد يوم الجمعة ويوما قبلها ويوما بعدها عند الحنفية والمالكية وخالف الحنابلة والشافعية فانظر مذهبيهما تحت الخط ( الحنابلة قالوا : لا تتأكد الزيارة في يوم دون يوم
الشافعية قالوا : تتأكد من عصر يوم الخميس إلى طلوع شمس يوم السبت . وهذا قول راجح عند المالكية

Ziarah kubur disunahkan agar dapat mengambil pertimbangan, peringatan serta teringat kehidupan akhirat, kesunahannya menjadi mauakad dihari hari jumat dan hari sebelumnya (kamis) serta hari setelahnya menurut kalangan Hanafiyah dan Malikiyyah berbeda menurut kalangan Hanabilah yang menyatakan “ziarah tidak muakad, tidak dihari tertentu juga hari lainnya” dan kalangan Syafi’iyyah yang menyatakan “Menjadi sunah yang muakkad mulai asharnya hari kamis hingga terbitnya matahari dihari sabtu” dan pernyataan ini sesuai pendapat yang unggul dikalangan Malikiyyah.
Al-Fiqh ala Madzaahib al-Arbaah I/855
(Taman Hati)

Seorang wanita yang menziarahi kuburan ibu nya bagamana?? 

Imam Muslim meriwayatkan, bahwa A`isyah RA bertanya kepada Nabi SAW, Bagaimana aku mengucapkan [doa], wahai Rasulullah, jika aku berziarah kubur? Nabi SAW berkata,Ucapkanlah Assalamu ala ahlid diyaari minal mu`miniin wal muslimiin wa yarhamullaahul mustaqdimiina wal musta`khiriina, wa innaa in syaa`allaahu bikum laahiquun. (Imam Ash-Shanani, Subulus Salam , II/114; Imam An-Nawawi, Al-Adzkar , hal. 142). 
Hadits ini menunjukkan, bahwa Rasulullah SAW membolehkan (men- taqrir) wanita untuk berziarah kubur. Sebab jika tidak boleh, niscaya Nabi SAW tidak akan mengajarkan doa tersebut kepada A`isyah RA dan bahkan akan melarangnya untuk berziarah kubur. Dari sinilah kita dapat memahami mengapa sebagian sahabat Rasulullah SAW yang wanita melakukan ziarah kubur, sebab hukumnya memang tidak haram. A`isyah RA sendiri pernah menziarahi kubur saudara laki-lakinya, yakni Abdurrahman bin Abi Bakar, yang wafat dan dimakamkan di Makkah (SubulusSalam, Juz II/114). 
Fatimah RA juga diriwayatkan menziarahi kubur pamannya, yaitu Hamzah bin Abdil Muthallib, pada setiap hari Jumat, lalu Fatimah berdoa dan menangis di sisi kubur pamannya (HR Al-Hakim, dari Ali bin Al-Husain RA, Subulus Salam, II/115).

Dari Abdullah bin Abi Malikah RA, bahwa A`isyah pada suatu hari datang dari kuburan, maka saya (Abdullah bin Abi Malikah RA) bertanya kepadanya, Wahai Ummul Mu`minin, dari mana Anda datang? A`isyah menjawab, Dari kuburan saudaraku, abdurrahman.
Saya bertanya lagi kepadanya,
Bukankah Rasulullah telah melarang ziarah kubur?
A`isyah menjawab, Memang, dahulu Rasulullah melarang ziarah kubur, tapi kemudian beliau memerintahkan menziarahi kubur. (HR. Al-Hakim dan Ibnu Hibban)

Sedangkan dalam timbangan fiqh Wanita melakukan ziarah kubur hukumnya adalah makruh, bukan haram (Lihat As-Sayyid Al-Bakri, Ianah Ath-Thalibin , II/142; Zakariya Al-Anshari, Fathul Wahhab , I/100; Syaikh Asy-Syarbaini Al-Khathib, Al-Iqna , I/170).
(Solihin Gubes)


Kaum Sarungan, 13 April 2012
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar